Sabtu, 20 Oktober 2012

Asal Mula Nama Bolaang Mongondow




ASAL MULA NAMA BOLAANG MONGONDOW

Bolang Mongondow terdiri dari kata“bolaang” dan“mongondow”. Bolaang atau golaang berarti : menjadi terang atau terbuka dan tidak gelap karena terlindung oleh pepohonan yang rimbun. Dalam hutan rimba, daun pohon rimbun, sehingga agak gelap. Bial ada bagian yang pohonnya agak renggang, sehingga seberkas sinar matahari dapat menembus kegelapan hutan, itulah yang dimaksud dengan no bolaang atau no golaang. Desa Bolaang terletak di tepi pantai utara Bolaang Mongondow yang pada abad 17 sampa akhir abad 19 menjadi tempat kedudukan istana raja. Bolaang dapat pula berasal dari kata “bolango” atau “balangon” yang berarti laut (ingat : Bolaang Uki dan Bolaang Itang yang juga terletak di tepi laut). Mongondow dari kata “momondow” yang berarti : berseru tanda kemenangan. Desa mongondow terletak sekitar 2 km selatan Kotamobagu. Daerah pedalaman biasa juga disebut : rata Mongondow. Dengan bersatunya seluruh kelompok masyarakat yang tersebar, baik yang yang berdiam di pesisir pantai, maupun yang berada di pedalaman Mongondow di bawah pemerintahan raja tadohe (Sadohe), maka daerah ini menjadi daerah Bolaang Mongondow.

Peta Bolmong tahun 1935

ASAL MULA PENDUDUK BOLAANG MONGONDOW

Penduduk Bolaang Mongondow berasal dari keturunan Gumalangit dan Tendeduata serta Tumotoibokol dan Tumotoibokat. Tempat tinggal mereka di gunung Komasaan (wilayah Bintauna). Makin lama turunan kedua keluarga itu semakin banyak, sehingga mereka mulai menyebar ke timur di tudu in Lombagin, Buntalo, Pondoli’, Ginolantungan. Ke pedalaman di tempat bernama tudu im Passi, tudu in Lolayan, tudu in Sia’, tudu in Bumbungon, Mahag, Siniow dan lain-lain. Peristiwa perpindahan ini terjadi sekitar abad 8 dan 9. Pokok pencaharian adalah berburu, mengolah sagu hutan, atau mencari sejenis umbi hutan, menangkap ikan. Pada umumnya mereka belum mengenal cara bercocok tanam.


PIMPINAN KELOMPOK MASYARAKAT

Setiap kelompok keluarga dari satu keturunan dipimpin oleh seorang bogani, pria atau wanita, yang dipilih dari anggota kelompok dengan persyaratan tertentu, antara lain : memiliki kemampuan fisik, (kuat), berani, bijaksana, cerdas, serta mempunyai tanggung jawab terhadap kesejahteraan kelompok dan keselamatan dari gangguan musuh. Berlaku sistem demokrasi. Bogani-bogani itu didampingi oleh para tonawat, yaitu orang-orang yang mengetahui perbintangan, ahli penyakit dan pengobatannya, disamping bertugas sebagai penasehat pimpinan. Setiap pekerjaan diselesaikan bersama untuk kesejahteraan seluruh anggota kelompok (gotong royong). Sebelum memulaikan sesuatu pekerjaan besar, dimusyawarahkan untuk mencapai kesepakatan. Pada saat-saat tertentu seluruh pimpinan kelompok para bogani) berkumpul untuk musyawarah. Merka sudah mengenal Ompu Duata (Yang Maha Kuasa ), yang berkuasa atas segala sesuatu dan mengadakan upacara ritual sebelum mengerjakan pekerjaan besar. Pada setiap permulaan suatu usaha, kegiatan atau pada saat upacara pengobatan, selalu Mongompu’, menyebut nama Ompu Duata agar usaha mereka berkenan dan dikabulkan oleh Yang Maha Kuasa. Berdasarkan kepercayaan mereka itu, maka pantang bagi setiap anggota masyarakat untuk melakukan hal-hal yang jahat, yang tidak berkenan kepada Ompu Duata. Juga mereka sudah memiliki semacam peraturan yang harus dipatuhi. Setiap pelanggar dikenakan sanksi antara lain dikucilkan atau disisihkan dari masyarakat.

LETAK GEOGRAFIS

Daerah Bolaang Mongondow terletak di jazirah utara pulau Sulawesi memanjang dari barat ke timur dan diapit oleh dua kabupaten lainnya, yaitu Gorontalo (sekarang sudah menjadi propinsi) dan Minahasa. Secara geografis daerah ini terletak antara 100,30″ LU dan 0020″ serta antara 16024’0″ BT dan 17054’0″ BT. Sebelah utara dibatasi laut sulawesi dan selatan dengan laut Maluku. Bolaang Mongondow adalah sebuah daerah (landschap) yang berdiri sendiri dan memerintah sendiri dan masih merupakan daerah tertutup sapai dengan akhir abad 19. Hubungan dengan luar (asing) hanyalah hubungan dagang yang diadakan melalui kontrak dengan raja-raja yang memerintah pada saat itu. Dengan masuknya pengaruh pemerintahan bangsa asing (Belanda) pada sekitar tahun 1901, maka secara administrasi daerah ini termasuk Onderafdeling Bolaang Mongondow yang didalamnya termasuk landschap Binatuna, Bolaang Uki, Kaidipang besar dari Afdeling Manado. Batas pesisir dengan daerah Gorontalo oleh dua buah sungai, yaitu di utara sungai Andagile dan di selatan oleh sungai Taludaa. Dengan daerah Minahasa juga dua sungai yaitu di utara sungai Poigar dan di selatan oleh sungai Buyat. Medan yang terlebar jaraknya sekitar 66 km yaitu antara sungai Poigar dan tanjung Flesko. Yang tersempit yaitu antara desa Sauk di utara dan desa Popodu di selatan.

Sumber: http://www.geocities.com/potabalink.htm

0 komentar:

Posting Komentar

Totabuanku © 2008 Template by:
SkinCorner