Sabtu, 20 Oktober 2012

Kacang Goyang...makanan ringan khas Bolaang Mongondow


Mengintip Usaha Kacang Goyang Kotamobagu
Dampak krisis finansial global mulai melanda warga di seluruh dunia. Begitu juga di daerah-daerah. Sulut misalnya, mulai melanda usaha kecil menengah, terutama usaha makanan ringan. Tak terkecuali di Kotamobagu, misalnya oleh pengusaha makanan ringan kacang goyang.


Kacang Goyang dalam kemasan

Kacang goyang sebenarnya adalah murni produk lokal yang diproduksi oleh UD Serasi, UD Totabuan, Kabela, dan UPPK Berusaha, yang sentranya ada di kelurahan Motoboi Kecil, Kecamatan Kotamobagu Selatan.
Menariknya, usaha yang dirintis sejak 1970-an itu selain usaha keluarga juga dikelola melalui usaha lintas keluarga secara turun temurun. Mereka juga boleh berbangga karena produk asli goyangan IRT Totabuan ini bisa menembus pasar dunia, seperti di Singapura. Pemilik UD Serasi Ny Hj Rabaiyah Lobangon mengatakan, di seluruh Sulut sudah dipasarkan di swalayan, juga masuk pasar Irian Jaya, dan Kalimantan melalui jaringan kemitraan.
Menurut Robiyah, dari hasil itu mereka telah sukses menyekolahkan anak-anak hingga ke Perguruan Tinggi. Dari 6 anak mereka yang disekolahkan, ada 4 anak yang sukses meraih gelar Sarjana. Mereka juga saat ini sudah menjadi PNS dilingkup Pemkab sebagai guru dan S1-Ekonomi. “Berkat kacang goyang ini istri saya sudah bisa beribadah haji ke tanah suci. Saya nanti akan menyusul,’’ aku Rasyid Daun, suami Robiyah.
Menurut Aki Bebi–begitu Rasyid Daun disapa-dalam sehari mampu memproduksi sekitar 90 kilogram kacang goyang. Peningkatan hasil produksi ini selain karyawan yang mencapai 36 orang, juga stok kacang tanah lancar dikirim mitra kerja dengan kacang tanah kiriman dari Gorontalo, Jawa Timur, dan Makasar. Karyawan UD Serasi juga mampu memproduksi makanan ringan tambahan seperti kacang hai, slei nenas, bagea kenari, bolu panggang, dan kacang telur. Kacang goyang sendiri dijual Rp 30 ribu per kilogram, belum termasuk ongkos kirim ke daerah tujuan. ‘’Kami berharap pemerintah turut membantu dalam hal pemasaran produk. Bila perlu kemasan lebih dipercantik lagi supaya produksi kita ini makin dikenal luas,’’ katanya.
Kesulitan bukan tidak ada. Sebab, minyak tanah yang tidak lancar, juga stok kacang yang kurang di Bolmong sering jadi masalah. Itulah sebabnya, stok kacang tanah sering didatangkan dari luar daerah, dan minyak tanah diganti dengan arang tempurung atau kayu bakar.

Sumber: Manado Post, 10 Jan 2009

posted by totabuanku

1 komentar:

Unknown mengatakan...

mintaa aaa.. :D

Posting Komentar

Totabuanku © 2008 Template by:
SkinCorner